SyeikhAt Tayyib menjelaskan hadis di atas menerangkan pelarangan secara syara' adalah memakai pakaian yang terbuat dari sutra serta kain tenun dari sutra. Bukan menggunakannya di dalam sajadah untuk salat atau semisalnya." Berdasarkan hal tersebut, maka tidak ada larangan secara syara' memakai sajadah yang terbuat dari sutra untuk sholat."

Tidur di atas Sajadah, Pantangan Posted July 19, 2018 Written by Tidur di atas sajadah merupakan salah satu pantangan dalam masyarakat Betawi. Jika seseorang tidur di atas sajadah, kelak perutnya akan sakit atau pantatnya bisulan. Maksud dan tujuan larangan tersebut karena sajadah merupakan alas untuk Shalat, dan syarat utama melakukan Shalat adalah bersih dan suci. Jika seseorang tidur di atas sajadah, dikhawatirkan akan mengotori sajadah tersebut dengan air liur atau kotoran di badan lainnya.

Bagaimanahukumnya jika melaksanakan sholat di atas sajadah curian? Bagaimana hukumnya jika melaksanakan sholat di atas sajadah curian? REPUBLIKA.ID; REPUBLIKA TV; GERAI; IHRAM; Monday, 3 Muharram 1444 / 01 August 2022. Menu. HOME; IQRA Kajian Alquran; Doa; Hadist; Khutbah Jumat; NEWS
Sebagai seorang muslim, masjid adalah tempat yang sering kita datangi. Belakangan ini, aturan Dilarang Tidur di Dalam Masjidโ€™ kerap kita jumpai di sekian masjid. Bagaimana bisa aturan ini dibuat? Aturan ini diputuskan sepihak oleh pengurus sebagian masjid bahkan oleh oknum pengurus. Aturan ini sulit diabaikan, lebih-lebih dilanggar karena aturan ini tercetak di atas kertas folio dengan huruf besar-besar dan tebal, yang dilekatkan hampir di tiap kaca-kaca bagian belakang masjid memang bermaksud baik dengan kebijakan itu seperti menjaga kebersihan dan keheningan masjid dari liur atau dengkuran yang ditimbulkan orang yang tidur, atau menghindari pencuri microfon atau ampli, mesin elektronik pengeras suara yang berpura-pura tidur. Tetapi sumber hukum larangan tersebut patut ditelaah lebih lanjut. Kalau ditinjau dari segi fiqh sebenarnya, โ€œTak masalah tidur di masjid bagi orang yang tidak junub meskipun dia telah berkeluarga. Sejarah mencatat bahwa Ash-habus Shuffah โ€“mereka adalah para sahabat yang zuhud, fakir dan perantauโ€“ tidur bahkan tinggal di masjid pada zaman Rasulullah SAW. Tentu saja haram hukumnya jika tidur mereka mempersempit ruang gerak orang yang sembahyang. Ketika itu, kita wajib menegurnya. Disunahkan pula menegur orang yang tidur di saf pertama atau di depan orang yang tengah sembahyang,โ€ [M. Nawawi bin Umar al-Bantani al-Jawi, Syarh Kasyifatus Saja ala Matni Safinatin Naja Surabaya Maktabah Ahmad bin Saad bin Nabhan wa Auladih, tanpa tahun Hal. 29]. Pandangan fiqh di atas merupakan bagian dari sejarah kemanusiaan Rasulullah SAW. Jangankan untuk sekadar tidur lepas penat dalam hitungan jam di siang hari bagi pekerja atau di malam hari bagi pelancong? Bahkan untuk jangka yang tak terbatas sekalipun, agama memberikan toleransi untuk mereka seperti perlakuan Rasulullah terhadap Ash-habus Shuffah. Jadi larangan tidur di masjid dimungkinkan hanya sejauh yang bersangkutan memiliki hadats besar atau mengganggu ruang gerak orang sembahyang yang menelan hanya 75cm x 1 meter. Ukuran ini bagi orang Indonesia sudah cukup leluasa untuk melakukan sembahyang. Larangan bisa saja dibelakukan dengan catatan pengurus masjid menyediakan ruang lain di masjid yang dapat digunakan untuk istirahat. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan pengurus masjid, tidak menyurutkan langkah dakwah Ulil AbsharPenulis Alhafidz Kurniawan Apakahhukum tidur atas sejadah? ๆจ‚ Adalah elok perangai begini? #anakjantansorang #seriousquestion #sejadahempuk

Di sebagian sajadah yang digunakan untuk shalat, biasanya didapati gambar-gambar terkhusus gambar Ka'bah dan Masjid Nabawi, maka apa hukumnya? Sepantasnya untuk tidak shalat di atas sajadah tersebut karena berdiri di atas Ka'bah dan menginjaknya merupakan salah satu jenis perendahan. Tidak boleh juga menggambar Ka'bah di atas kasur. Dan sudah sepantasnya orang yang melihatnya agar tidak membeli sajadah yang bergambar Ka'bah. Karena bila gambar tersebut ada dihadapannya, maka akan mengganggunya dan bila dibawah kakinya maka termasuk bentuk perendahan. Sehingga yang lebih hati-hati bagi seorang mukmin agar ia tidak menggunakan sajadah-sajadah yang bergambar ini. WhatsApp Salafy Indonesia Channel Telegram Sumber gambar tokopedia FATWA LAJNAH DAIMAH SAUDI Fatwa Nomor3316 Pertanyaan Kami beritahukan bahwa kami mengalami beberapa kesulitan dan sebagiannya telah mampu kami pecahkan. Masalah kami berkaitan dengan nasihat-nasihat yang biasa kami sampaikan kepada para mualaf. Kami memberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya. Misalnya, baru-baru ini kami menyampaikan nasihat kepada beberapa mualaf tentang fotografi dan patung serta menjelaskan bagaimana hal itu dilarang di tempat-tempat ibadah, sebagaimana dinyatakan dalam hadits. Ketika penutupan, salah satu dari mereka mengajukan pertanyaan yang tidak bisa kami jawab, tetapi kami berjanji akan menjawab pertanyaannya setelahnya menulis atau mengirimkannya kepada Anda. Pertanyaannya mengenai karpet, tempat kami shalat, berisi gambar-gambar singa, macan, dan lain-lainnya. Sang penanya berkata, "Ada gambar-gambar Ka'bah di masjid-masjid. Apakah ini berarti bahwa orang-orang yang shalat di tempat-tempat seperti ini shalatnya tidak diterima?" Kami kirimkan pertanyaan ini kepada Anda karena ini adalah masalah yang di luar kemampuan kami. Jawaban Memotret atau menggambar sesuatu yang memiliki roh seperti manusia atau hewan adalah haram, bahkan termasuk dosa besar, baik gambar tersebut berbentuk tiga dimensi atau warna-warni pada pakaian, kertas, dan dinding maupun tenunan dengan benang warna-warni atau lainnya. Memperoleh dan memeliharanya adalah haram. Shalat di atasnya adalah makruh, bukan haram, karena benda-benda tersebut diremehkan. Hukum ini berlaku jika pemotretan atau penggambarannya tidak diperlukan. Jika diperlukan, seperti untuk identitas, paspor, dan kartu pribadi, maka hukumnya diberi keringanan atau ditolerir. Sementara itu, menggambar/memotret sesuatu yang tidak bernyawa, seperti gunung, sungai, laut, tanaman, pohon, dan rumah, tanpa menampilkan gambar-gambar yang bernyawa di dalamnya atau sekitarnya, maka hukumnya boleh. Shalat di atas gambar tersebut adalah makruh karena dapat memalingkan pikiran orang shalat dan mengurangi kekhusyukannya, tetapi shalatnya tetap sah. Shalat di masjid-masjid yang berisi gambar Ka'bah adalah sah dan tidak ada masalah karena tidak ada alasan pelarangannya. Namun, tidak memajang gambar Ka'bah di masjid-masjid adalah jauh lebih baik. Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `Ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam. Al-Lajnah ad-Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah wal Ifta' Ketua Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Wakil Abdurrazzaq 'Afifi Anggota Abdullah bin Ghudayyan Abdullah bin Qu'ud ใ€ฐTEKS ARABใ€ฐ ุญูƒู… ุงู„ุตู„ุงุฉ ููŠ ุงู„ุณุฌุงุฌูŠุฏ ุงู„ุชูŠ ููŠู‡ุง ุตูˆุฑ ุฐูˆุงุช ุงู„ุฃุฑูˆุงุญ ุŒ ุฃูˆ ุตูˆุฑุฉ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆู‡ุฐุง ุงู„ูุชูˆู‰ ุฑู‚ู… 3316 ุณ ู†ููŠุฏูƒู… ุจุฃู†ู†ุง ู†ูˆุงุฌู‡ ุจุนุถ ุงู„ุตุนูˆุจุงุช ุงุณุชุทุนู†ุง ุฃู† ู†ุญู„ ุจุนุถู‡ุง. ุฅู† ุงู„ู…ุดุงูƒู„ ุนู†ุฏู†ุง ู…ุฑุชุจุทุฉ ุจุงู„ู…ูˆุงุนุธ ุงู„ุชูŠ ู†ู„ู‚ูŠู‡ุง ุนุงุฏุฉ ุจุนุฏ ุงู„ูˆุนุธ ุงู„ุฐูŠ ู†ู‚ุฏู…ู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู…ุนุชู†ู‚ูŠู† ุงู„ุฌุฏุฏุŒ ู†ุนุทูŠู‡ู… ูุฑุตุฉ ู„ุทุฑุญ ุงู„ุฃุณุฆู„ุฉุŒ ู…ุซู„ู‹ุง ุญุฏุซ ู…ุคุฎุฑู‹ุง ุฃู† ู‚ู…ู†ุง ุจุฅู„ู‚ุงุก ู…ูˆุนุธุฉ ุนู„ู‰ ุจุนุถ ุงู„ู…ุนุชู†ู‚ูŠู† ุงู„ุฌุฏุฏ ู„ู„ุฅุณู„ุงู… ุนู† ุงู„ุชุตูˆูŠุฑ ูˆุงู„ุชู…ุงุซูŠู„ ูˆูƒูŠู ุฃู†ู‡ุง ู…ุญุฑู…ุฉ ููŠ ุฃู…ุงูƒู† ุงู„ุนุจุงุฏุฉ ูƒู…ุง ูˆุฑุฏ ููŠ ุงู„ุญุฏูŠุซุŒ ูˆููŠ ุงู„ุฎุชุงู… ุณุฃู„ ุฃุญุฏู‡ู… ุณุคุงู„ู‹ุง ู„ู… ู†ุณุชุทุน ุงู„ุฅุฌุงุจุฉ ุนู„ูŠู‡ ูˆู„ูƒู†ู†ุง ูˆุนุฏู†ุงู‡ ุจุงู„ุฑุฏ ุนู„ู‰ ุณุคุงู„ู‡ ุจุนุฏ ุฃู† ู†ูƒุชุจ ู„ูƒู…. ูˆูƒุงู† ุณุคุงู„ู‡ ุงู„ุณุฌุงุฌูŠุฏ ุงู„ุชูŠ ู†ุตู„ูŠ ุนู„ูŠู‡ุง ููŠู‡ุง ุชุตุงูˆูŠุฑ ู„ู„ุฃุณูˆุฏ ูˆุงู„ูู‡ูˆุฏ ูˆุบูŠุฑู‡ุง. ูˆู‚ุงู„ ุตุงุญุจ ุงู„ุณุคุงู„ ุฅู† ู‡ู†ุงูƒ ุตูˆุฑู‹ุง ู„ู„ูƒุนุจุฉ ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏุŒ ูู‡ู„ ูŠุนู†ูŠ ู‡ุฐุง ุฃู† ุงู„ุฐูŠู† ูŠุตู„ูˆู† ููŠ ู…ุซู„ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ุงูƒู† ู„ู† ุชู‚ุจู„ ุตู„ูˆุงุชู‡ู…ุŸ ุฅู†ู†ุง ู†ุญูŠู„ ุฅู„ูŠูƒู… ู‡ุฐุง ุงู„ุณุคุงู„ ู„ุฃู†ู‡ ููˆู‚ ุนู„ู…ู†ุง. ุฌ ุชุตูˆูŠุฑ ู…ุง ููŠู‡ ุฑูˆุญ ู…ู† ุฅู†ุณุงู† ุฃูˆ ุญูŠูˆุงู† ุญุฑุงู… ุจู„ ู…ู† ูƒุจุงุฆุฑ ุงู„ุฐู†ูˆุจ ุณูˆุงุก ูƒุงู†ุช ุงู„ุตูˆุฑ ู…ุฌุณู…ุฉ ุฃู… ุฃู„ูˆุงู† ููŠ ู‚ู…ุงุด ุฃูˆ ูˆุฑู‚ ุฃูˆ ุนู„ู‰ ุฌุฏุงุฑ ุฃู… ูƒุงู†ุช ู†ุณูŠุฌู‹ุง ุจุฎูŠูˆุท ู…ู„ูˆู†ุฉ ุฃู… ุบูŠุฑ ุฐู„ูƒุŒ ูˆุงู‚ุชู†ุงุคู‡ุง ูˆุงู„ุฅุจู‚ุงุก ุนู„ูŠู‡ุง ุญุฑุงู… ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ูŠู‡ุง ู…ูƒุฑูˆู‡ุฉ ู„ุง ู…ุญุฑู…ุฉุŒ ู„ุฃู†ู‡ุง ู…ู…ุชู‡ู†ุฉ ู‡ุฐุง ุฅุฐุง ูƒุงู† ุชุตูˆูŠุฑู‡ุง ู„ุบูŠุฑ ุถุฑูˆุฑุฉ ุฃู…ุง ุฅุฐุง ูƒุงู† ู„ุถุฑูˆุฑุฉ ูƒุงู„ุชุตูˆูŠุฑ ู„ุชุงุจุนูŠุฉ ุฃูˆ ุฌูˆุงุฒ ุณูุฑ ุฃูˆ ุจุทุงู‚ุฉ ุดุฎุตูŠุฉ ุฃูˆ ู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ ููŠุฑุฎุต ููŠู‡ุŒ ูˆุฃู…ุง ุชุตูˆูŠุฑ ู…ุง ู„ูŠุณ ููŠู‡ ุฑูˆุญ ู…ู† ุฌุจุงู„ ูˆุฃู†ู‡ุงุฑ ูˆุจุญุงุฑ ูˆุฒุฑุน ูˆุฃุดุฌุงุฑ ูˆุจูŠูˆุช ูˆู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ ุฏูˆู† ุฃู† ูŠุธู‡ุฑ ููŠู‡ุง ุฃูˆ ุญูˆู„ู‡ุง ุตูˆุฑ ุฃุญูŠุงุก ูุฌุงุฆุฒุŒ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ูŠู‡ุง ู…ูƒุฑูˆู‡ุฉ ู„ุดุบู„ู‡ุง ุจุงู„ ุงู„ู…ุตู„ูŠ ูˆุฐู‡ุงุจู‡ุง ุจุดูŠุก ู…ู† ุฎุดูˆุนู‡ ููŠ ุตู„ุงุชู‡ุŒ ูˆู„ูƒู†ู‡ุง ุตุญูŠุญุฉ. ูˆุฃู…ุง ุฃุฏุงุก ุงู„ุตู„ุงุฉ ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ุงู„ุชูŠ ููŠู‡ุง ุตูˆุฑุฉ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูุตุญูŠุญุฉ ูˆู„ุง ุญุฑุฌ ููŠู‡ุงุŒ ู„ุนุฏู… ูˆุฌูˆุฏ ู…ุง ูŠู‚ุชุถูŠ ุงู„ู…ู†ุนุŒ ู„ูƒู† ุชุฑูƒ ูˆุถุน ุตูˆุฑ ุงู„ูƒุนุจุฉ ููŠ ุงู„ู…ุณุงุฌุฏ ุฃูˆู„ู‰. ูˆุจุงู„ู„ู‡ ุงู„ุชูˆููŠู‚ ูˆุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ู‰ ู†ุจูŠู†ุง ู…ุญู…ุฏ ูˆุขู„ู‡ ูˆุตุญุจู‡ ูˆุณู„ู…. ุงู„ู„ุฌู†ุฉ ุงู„ุฏุงุฆู…ุฉ ู„ู„ุจุญูˆุซ ุงู„ุนู„ู…ูŠุฉ ูˆุงู„ุฅูุชุงุก ุนุถูˆ // ุนุถูˆ // ู†ุงุฆุจ ุฑุฆูŠุณ ุงู„ู„ุฌู†ุฉ // ุงู„ุฑุฆูŠุณ // ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ู‚ุนูˆุฏ // ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุบุฏูŠุงู† // ุนุจุฏ ุงู„ุฑุฒุงู‚ ุนููŠููŠ // ุนุจุฏ ุงู„ุนุฒูŠุฒ ุจู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุจุงุฒ WhatsApp Al-Ukhuwwah Sumber gambar Pixabay HUKUM SHOLAT DIATAS SAJADAH YANG ADA GAMBAR KA'BAH DAN MASJID ุญูƒู… ุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ุณุฌุงุฏุฉ ุงู„ุชู‰ ููŠู‡ุง ุตูˆุฑุฉ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆ ุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงู„ู†ุจูˆูŠ ... ู„ูุถูŠู„ุฉ ุงู„ุดูŠุฎ ุงุจู† ุจุงุฒ -ุฑุญู…ู‡ ุงู„ู„ู‡ ูŠู‚ูˆู„ โ” ูŠูˆุฌุฏ ุนู„ู‰ ุจุนุถ ุงู„ุณุฌุงุฏุงุช ุงู„ุชู‰ ู†ุตู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ุง ุตูˆุฑ ุฎุงุตุฉุจุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆุงู„ู…ุณุฌุฏ ุงู„ู†ุจูˆูŠ ุ› ูู…ุง ุงู„ุญูƒู…ุŸ ๐Ÿ“ฉ ุงู„ุฌูˆุงุจ ูŠู†ุจุบูŠ ุฃู† ู„ุง ูŠุตู„ู‰ ุนู„ูŠู‡ุง ู„ุฃู† ุงู„ูˆู‚ู ุนู„ู‰ ุงู„ูƒุนุจุฉ ูˆุงู„ูˆุทุฆ ุนู„ูŠู‡ุง ู†ูˆุน ู…ู† ุงู„ุฅู‡ุงู†ุฉ ุŒ ู„ุง ูŠุฌูˆุฒ ุชุตูˆูŠุฑ ุงู„ูƒุนุจุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ูุฑุด ุŒ ูˆูŠู†ุจุบูŠ ู„ู…ู† ุฑุขู‡ุง ุฃู† ู„ุง ูŠุดุชุฑูŠ ุงู„ุณุฌุงุฏ ุงู„ุชู‰ ุนู„ูŠู‡ุง ุตูˆุฑ ุงู„ูƒุนุจุฉ ู„ุฃู†ู‡ุง ุฅู† ูƒุงู†ุช ุฃู…ุงู…ู‡ ู„ุง ุชุดูˆุด ุนู„ูŠู‡ ูˆุฅู† ูƒุงู†ุช ุชุญุช ุฑุฌู„ูŠู‡ ููŠู‡ ู†ูˆุน ู…ู† ุงู„ุฅู‡ุงู†ุฉ ูุงู„ุฃุญูˆุท ู„ู„ู…ุคู…ู† ุฃู† ู„ุง ูŠุณุชุนู…ู„ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุณุฌุงุฏุงุช. _________________________ P E R T A N Y A A N Didapati pada sebagian sajadah yang kami buat shalat padanya terdapat gambar ka'bah dan masjid Nabawi, maka bagaimana hukumnya โ”โ“ J A W A B A N As-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah ta'ala mengatakan "Seyogyanya tidak shalat di atasnya karena berdiri di atas gambar ka'bah dan menginjak di atasnya merupakan bentuk dari penghinaan Tidak boleh menggambar ka'bah di atas permadani, dan seyogyanya bagi yang melihatnya untuk tidak membeli sajadah yang terdapat gambar ka'bah, dikarenakan bila berada di depannya akan memberi was-was padanya ketika shalat, dan bila di bawah kedua kakinya merupakan bentuk penghinaan. Yang lebih selamat bagi mukmin untuk tidak menggunakan sajadah tersebut." FIK Sumber gambar Pixabay BOLEHKAH MENGGUNAKAN SAJADAH BERGAMBAR KAโ€™BAH Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah Penanya Sebagian manusia mengatakan bahwa tidak boleh duduk di sajadah, karena padanya terdapat gambar Kaโ€™bah. Apakah pernyataan tersebut benar? Jabawan Asy-Syaikh Hal ini tidak masalah, jadi tidak mengapa bagimu untuk meletakkan sajadah dan duduk di atasnya, walaupun padanya terdapat gambar Kaโ€™bah atau gambar makam Nabi shallallahu alaihi was sallam. Karena orang yang duduk di atasnya tidak bermaksud untuk menghinakan Kaโ€™bah atau makam Nabi shallallahu alaihi was sallam. Dan yang terdapat pada sajadah tersebut hakekatnya bukanlah Kaโ€™bah atau makam Nabi shallallahu alaihi was sallam yang sesungguhnya. Sumber artikel Fataawa Nuurun Alad Darb, 11/105 no. 5662 Alih bahasa Abu Almass Jumโ€™at, 18 Jumaadats Tsaniyah 1435 H sumber

BolehkahLelaki Solat Di Atas Sejadah Sutera? Baca selanjutnya di instant article:

Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah? Begini Penjelasan Ahli Hadits Dr Zainuddin MZ Lc MA penulis Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah? Begini Penjelasan Ahli Hadits Dr Zainuddin MZ Lc MA, Direktur Markaz Turats Nabawi Anak kunci Studi Hadits. Pengantar ุงู†ูŽู‘ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ู„ู‡ู ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู’ู†ูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู‡ู ูˆูŽ ู†ูŽุนููˆู’ุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฑููˆู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง ูˆูŽ ุณูŽูŠูู‘ุขุชู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุง ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽู„ุงูŽ ู…ูุถูู„ูŽู‘ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽ ู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ู’ ููŽู„ุงูŽ ู‡ูŽุงุฏูู‰ูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽ ู†ูุตูŽู„ูู‘ู‰ ูˆูŽ ู†ูุณูŽู„ูู‘ู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ูˆูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽ ุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ Selesai mengisi pengajian rutin di Masjid Al-Kautsar distrik Tanjung Sadari Selaka, saya didatangi dua anak adam utusan berpunca seorang tokoh salafi nan memberi hadiah sebuah pusat boncel bertajuk Shalat di Atas Sajadah Bidโ€™ah. Pada mukadimahnya, penulisnya memaparkan bahwa dewasa ini banyak manusia yang lain mencerna tuntunan kerumahtanggaan membangun sajadah. Ia sekali lagi menyoroti kekeliruan renovasi Masjid an-Nabawi nan berlantaikan pualam dan bertingkat, sehingga jamaah sujud bukan di bumi tetapi di atas keramik justru pada cor-coran lantai. Kemudian dengan bangganya ia membangun masjid seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, minus keramik, tanpa sajadah, melainkan anggota sujud bisa nempel sekaligus pada dunia. Desain Zawiat an-Nabawi sreg tadinya pembangunannya dasarnya yaitu tanah biasa yang berpasir sehingga Ali kedelai Abi Thalib yang cangap tidur di masjid tanpa alas membuat jasadnya banyak tertempel pasir, maka ia dijuluki Rasulullah saw dengan Debu Turab bapaknya pasir. Dengan kondisi yang sedemikian rupa, maka hamba allah yang melaksanakan shalat boleh mengenakan rimba tungkai, apakah kasatmata sandal maupun sepatu stewel atau lainnya. Berbeda kalau telah dihampari perca hambal, ataupun musala, apakah mungkin seorang mengamalkan shalat dengan mengenakan alas tungkai? Sosok nan sedang shalat di masjid pula diperbolehkan meludah, bukan ke arah depan dan bukan pula ke jihat kanan, melain-kan ke sisi tungkai kirinya, lamun perilaku seperti mana itu dinilai sebuah kesalahan, namun kafaratnya tetapi menguburkannya ke bumi dengan kakinya, maka bebaslah ia semenjak kesalahan tersebut. Empat puluh kader Rasulullah saw enggak mungkin tidurnya tertampung di Sufah. Memang sebagian kader Utusan tuhan saw. merupakan santri kalong, sehingga momen tidur malam mereka pulang dan istirahat bersama keluarganya. Namun kebanyakannya, di samping dua sahabat Abu Hurairah dan Anas yang ditempatkan di tepas belakang rumah Rasulullah saw., mereka beristirahat di Sufah, dan itupun enggak mencukupi sehingga sebagaian mereka tidurnya di masjid. Pemberitaan dewasa ini, lantaran langgar sudah dihampari hambal atau sajadah atau lainnya, maka tidak mungkin lagi ditempati untuk tidur, bahkan ditemukan adanya pantangan persisten bagi tidur di musala, sebagai halnya ini jelas menyalahi hukum Islam. Sikap Sujud Dalam hadits shahih diterangkan bahwa bakal sujud memang cak semau tujuh anggota jasad yang harus diletakkan puas manjapada dengan mantap. Apalagi muka dan hidung, keduanya harus diletakkan dengan mantap puas bumi. Di antara haditsnya adalah sebagai berikut Hadits Anak lelaki Abbas ra ุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูู…ูุฑู’ู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ู†ูŽุณู’ุฌูุฏูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุนู’ุธูู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุดูŽุงุฑูŽ ุจููŠูŽุฏูู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ููู‡ู ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽุงู„ุฑูู‘ูƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽู…ูŽูŠู’ู†ู, ูˆูŽู„ูŽุง ู†ูŽูƒู’ููุชูŽ ุซูŽูˆู’ุจู‹ุง ูˆูŽู„ูŽุง ุดูŽุนูŽุฑู‹ุง Dinarasikan Ibnu Abbas ra., Rasulullah saw. bersabda Kami diperintah sujud pada tujuh anggota badan Yaitu muka โ€“dan kamu mengisyaratkan hidungnya-, kedua punggung tangan, kedua lutut, dan ujung-ujung jejak kaki kaki. Kami dilarang mengunci pakian ataupun rambut. Hr. Bukhari 777, 779; Muslim 490; Tirmidzi 273; Nasai 1093, 1097; Anak laki-laki Majah 884; Ahmad 2658 Hadits Anak laki-laki Abbas ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุณูŽุฃูŽู„ูŽ ุฑูŽุฌูู„ูŒ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูŽู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุนูŽู†ู’ ุดูŽูŠู’ุกู ู…ูู†ู’ ุฃูŽู…ู’ุฑู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุชูŽูˆูŽุถูŽู‘ุฃุชูŽ ููŽุฎูŽู„ูู‘ู„ู’ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู ุงุฌู’ุนูŽู„ู’ ุงู„ู’ู…ูŽุงุกูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุตูŽุงุจูุนู ูŠูŽุฏูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽูƒูŽุนู’ุชูŽ ููŽุถูŽุนู’ ูƒูŽููŽู‘ูŠู’ูƒูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฑููƒู’ุจูŽุชูŽูŠู’ูƒูŽ ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุทู’ู…ูŽุฆูู†ูŽู‘, ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏู’ุชูŽ ููŽุฃูŽู…ู’ูƒูู†ู’ ุฌูŽุจู’ู‡ูŽุชูŽูƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู, ุญูŽุชูŽู‘ู‰ ุชูŽุฌูุฏูŽ ุญูŽุฌู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู Ibni Abbas ra. berkata Seorang menanya Nabi dalam masalah shalat Lalu Nabi saw. bersabda Jika sira wudhu, selah selahilah antar ganggang tangan dan kakimu. Dalam riwayat enggak Jadikan air pada jemari tangan dan kakimu Jika kamu rukuโ€™, maka letakkan kedua telapak tanganmu pada lutut sebatas tumakninah, dan jika sira sujud, maka letak-kan dahimu pada bumi dengan mantap, sehingga anda merasakan bilangan bumi. Hr. Hakim 648; Tirmidzi 39; Ibnu Majah 447; Ahmad 2604. Hadits Abbas bin Abdul Muthalib ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงู„ู’ุนูŽุจูŽู‘ุงุณู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู’ู…ูุทูŽู‘ู„ูุจู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุงู„ู’ุนูŽุจู’ุฏู ุณูŽุฌูŽุฏูŽ ู…ูŽุนูŽู‡ู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ูˆูŽูููŠ ุฑููˆูŽุงูŠูŽุฉู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุขุฑูŽุงุจู ูˆูŽุฌู’ู‡ูู‡ู, ูˆูŽูƒูŽููŽู‘ุงู‡ู, ูˆูŽุฑููƒู’ุจูŽุชูŽุงู‡ู, ูˆูŽู‚ูŽุฏูŽู…ูŽุงู‡ู Dinarasikan Abbas bin Abdul Muthalib ra., Rasulullah saw. berujar Takdirnya seorang sujud, maka sujudlah bersamanya tujuh ujung anggota tubuhnya. Yakni muka, kedua telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kakinya. Hr. Mukmin 491; Duli Dawud 891; Tirmidzi 272; Nasai 1099 dan Ibnu Majah 885. Atsar Ibnu Umar ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุงุจู’ู†ู ุนูู…ูŽุฑูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ุงู„ู’ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู†ู ุชูŽุณู’ุฌูุฏูŽุงู†ู ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ู’ูˆูŽุฌู’ู‡ู, ููŽุฅูุฐูŽุง ูˆูŽุถูŽุนูŽ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุถูŽุนู’ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู, ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุฑูŽููŽุนูŽู‡ู ููŽู„ู’ูŠูŽุฑู’ููŽุนู’ู‡ูู…ูŽุง Ibnu Umar ra. berkata Sesungghnya kedua punggung tangan harus sujud sebagai-mana tampang. Maka jika seorang kalian meletakkan wajahnya, hendaklah sira pun letakkan kedua telapak tangannya. Seandainya mengangkatnya, maka angkatlah pula kedua bekas kaki tangannya. Hr. Serbuk Dawud 892; Nasai 1092; Ahmad 4501. Menurut salafi, internal pengejaran hadits tidak pernah ditemukan adanya sempurna berpangkal Rasulullah saw. alias ajaran beliau seseorang sujud di atas sajadah. Padahal hukum asal beribadah ialah haram, kecuali jika ada perintah. Shalat di Atas Hamparan Memang tidak ditemukan redaksi surau ataupun hambal dalam literatur hadits, karena kedua label itu serapan berpunca perkembangan teknologi. Namun ditemukan sejumlah hadits nan menggambarkan sujud plong beberapa hamparan, sebagai halnya tikar, keramik, sajadah kecil, cemping, sorban dan sebaginya. Yang dipersyaratkan adalah sucinya bekas shalat, tambahan pula diperbolehkan shalat di tempat kandang kambing, walaupun tidak diperkenankan mengamalkan shalat di tempat kandang unta. Karena semua mayapada Tuhan cukup dijadikan ajang shalat dan dijadikan alat kesucian, kecuali kancah-ajang nan telah dikhususkan oleh Rasulullah saw. Berikut ini hadits haditsnya Hadits Anas ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฏูŽุนูŽุชู’ ุฌูŽุฏูŽู‘ุชููŠ ู…ูู„ูŽูŠู’ูƒูŽุฉู ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู„ูุทูŽุนูŽุงู…ู ุตูŽู†ูŽุนูŽุชู’ู‡ู ู„ูŽู‡ูุŒ ููŽุฃูŽูƒูŽู„ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุซูู…ูŽู‘ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู‚ููˆู…ููˆุง ููŽู„ุฃูุตูŽู„ูู‘ ุจููƒูู…ู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃูŽู†ูŽุณูŒ ููŽู‚ูู…ู’ุชู ุฅูู„ูŽู‰ ุญูŽุตููŠุฑู ู„ูŽู†ูŽุง ู‚ูŽุฏู ุงุณู’ูˆูŽุฏูŽู‘ ู…ูู†ู’ ุทููˆู„ู ู…ูŽุง ู„ูŽุจูุซูŽ ููŽู†ูŽุถูŽุญู’ุชูู‡ู ุจูู…ูŽุงุกู ููŽู‚ูŽุงู…ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ, ูˆูŽุตูŽููŽูู’ุชู ุฃูŽู†ูŽุง ูˆูŽุงู„ู’ูŠูŽุชููŠู…ู ูˆูŽุฑูŽุงุกูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽุฌููˆุฒู ู…ูู†ู’ ูˆูŽุฑูŽุงุฆูู†ูŽุงุŒ ููŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ู„ูŽู†ูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุซูู…ูŽู‘ ุงู†ู’ุตูŽุฑูŽููŽ Anas bin Malik ra. berkata Nenekku Mulaikah mengundang Nabi saw dalam suatu jamuan makan cak bagi ia. Lewat Utusan tuhan saw. datang menikmatinya tinggal mengomong Berdirilah aku akan shalat bersama kalian Anas mengomong Akupun shalat di atas kasah kami nan sudah berkerumun karena usangnya lalu aku menyiramnya Lalu Rasulullah saw. berdiri mengimami kami sementara itu kami bersama anak yatim di belakangnya, sementara nenekku kreatif di shaf pantat kami. Lalu Rasul saw. shalat dua rakaat dulu menyingkir. HR Bukhari 373, 822; Mukminat 658; Duli Dawud 612; Tirmidzi 234; Nasai 801; Ahmad 12362. ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุตูŽู†ูŽุนูŽ ุจูŽุนู’ุถู ุนูู…ููˆู…ูŽุชููŠ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุทูŽุนูŽุงู…ู‹ุงุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูุญูุจูู‘ ุฃูŽู†ู’ ุชูŽุฃูƒูู„ูŽ ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชููŠ ูˆูŽุชูุตูŽู„ูู‘ูŠูŽ ูููŠู‡ูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ููŽุฃูŽุชูŽุงู‡ู ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูˆูŽูููŠ ุงู„ู’ุจูŽูŠู’ุชู ููŽุญู’ู„ูŒ ู…ูู†ู’ ู‡ูŽุฐูู‡ู ุงู„ู’ููุญููˆู„ู ููŽุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูู†ูŽุงุญููŠูŽุฉู ู…ูู†ู’ู‡ู ููŽูƒูู†ูุณูŽ ูˆูŽุฑูุดูŽู‘ุŒ ููŽุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ูˆูŽุตูŽู„ูŽู‘ูŠู’ู†ูŽุง ู…ูŽุนูŽู‡ู Hadits Anas ra Anas kedelai Malik ra. bersabda Sebagian nenekku membuatkan hidangan makan lakukan Rasulullah saw Lalu kamu berkAta kepada Nabi Sememangnya aku doyan takdirnya empunya bersantap di rumahku dan shalat padanya. Sangat Utusan tuhan saw mendatanginya di rumah yang bertikar gumal. Adv amat Nabi saw. menyuruh agar salah satu sudut tikarnya itu dibersihkan, silam anda dan kami shalat berombongan di kancah itu. HR Ibnu Hibban 5295; Ibnu Majah 756; Ahmad 12325; Ibnu Abi Syaibah 4025. Hadits Anas ra ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุฒููˆุฑู ุฃูู…ูŽู‘ ุณูู„ูŽูŠู’ู…ูุŒ ููŽุชูุฏู’ุฑููƒูู‡ู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงู†ู‹ุงุŒ ููŽูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุจูุณูŽุงุทู ู„ูŽู†ูŽุงุŒ ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุญูŽุตููŠุฑูŒ ู†ูŽู†ู’ุถูŽุญูู‡ู ุจูุงู„ู’ู…ูŽุงุกู Anas bin Malik ra berujar Rasulullah saw memfokus flat Umu Sulaim, yang kadang bersamaan periode shalat. Lalu beliau shalat sreg keramik, konkret lampit yang telah kami sucikan. Hr. Abu Dawud 658. Hadits Anas ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูู†ูŽู‘ุง ู†ูุตูŽู„ูู‘ูŠ ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูููŠ ุดูุฏูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฑูู‘ุŒ ููŽุฅูุฐูŽุง ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุณู’ุชูŽุทูุนู’ ุฃูŽุญูŽุฏูู†ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูู…ูŽูƒูู‘ู†ูŽ ูˆูŽุฌู’ู‡ูŽู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถูุŒ ุจูŽุณูŽุทูŽ ุซูŽูˆู’ุจูŽู‡ู ููŽุณูŽุฌูŽุฏูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู Anas polong Malikr ra. bersuara Kami shalat berjamaah bersama Rasulullah saw. pada saat seronok nan sangat runyam. Seandainya sendiri di antara kami tidak berlimpah meletakkan wajahnya ke marcapada โ€“lantaran seronok-, maka ia membeberkan kain pakaiannya lalu sujud padanya. HR Bukhari 1150; Muslim 620; Abu Dawud 660; Ibni Majah 1033. Hadits Anas ra ุนูŽู†ู’ ุฃูŽู†ูŽุณู ุจู’ู†ู ู…ูŽุงู„ููƒูุŒ ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุฃูŽุญู’ุณูŽู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุณู ุฎูู„ูู‚ู‹ุงุŒ ููŽุฑูุจูŽู‘ู…ูŽุง ุชูŽุญู’ุถูุฑู ุงู„ุตูŽู‘ู„ูŽุงุฉู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูููŠ ุจูŽูŠู’ุชูู†ูŽุงุŒ ููŽูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูุงู„ู’ุจูุณูŽุงุทู ุงู„ูŽู‘ุฐููŠ ุชูŽุญู’ุชูŽู‡ู ููŽูŠููƒู’ู†ูŽุณูุŒ ุซูู…ูŽู‘ ูŠูู†ู’ุถูŽุญูุŒ ุซูู…ูŽู‘ ูŠูŽุคูู…ูู‘ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽุŒ ูˆูŽู†ูŽู‚ููˆู…ู ุฎูŽู„ู’ููŽู‡ู ููŽูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุจูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุจูุณูŽุงุทูู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ ุฌูŽุฑููŠุฏู ุงู„ู†ูŽู‘ุฎู’ู„ู Anas kacang Malik ra. berkata Rasulullah saw. ialah suri teladan yang baik dalam budi pekerti-nya. Kadang masuk waktu shalat di rumah kami, beliau memerintah membeberkan hamparan lalu dibersihkan dan diperciki, dan beliau mengimami kami. Hamparan itu terbuat dari tulang daun patera kurma. HR Mukminat 659. Hadits Maimunah ra ุนูŽู†ู’ ู…ูŽูŠู’ู…ููˆู†ูŽุฉูŽ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูŽุง ุฒูŽูˆู’ุฌู ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูู…ู’ุฑูŽุฉู Maimunah โ€“istri Nabi berkata Rasulullah saw. shalat pada sajadah kecil. HR Bukhari 374; Mukminat 513; Tirmidzi 331; Nasai 738. Hadits Abu Saโ€™id al-Khudri ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฃูŽุจููŠ ุณูŽุนููŠุฏู ุงู„ู’ุฎูุฏู’ุฑููŠูู‘ ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฏูŽุฎูŽู„ู’ุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ, ููŽุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชูู‡ู ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุญูŽุตููŠุฑู ูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู Abu Saโ€™id al-Khudri ra. bertutur Aku men-jumpai Rasulullah saw. dan aku menyaksikan kamu shalat di atas tikar dan sujud padanya. HR Mukmin 519; Tirmidzi 332; Ibnu Majah 1029; Ahmad 11507. Hadits Jabir kedelai Abdullah ra ูˆูŽุนูŽู†ู’ ุฌูŽุงุจูุฑู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ู‚ูŽุงู„ูŽ ูƒูู†ูŽู‘ุง ู†ูุตูŽู„ูู‘ูŠ ู…ูŽุนูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุงู„ุธูู‘ู‡ู’ุฑูŽ, ููŽุขุฎูุฐู ู‚ูŽุจู’ุถูŽุฉู‹ ู…ูู†ู’ ุญูŽุตู‹ู‰ ูููŠ ูƒูŽููู‘ูŠ ุฃูุจูŽุฑูู‘ุฏูู‡ู, ุซูู…ูŽู‘ ุฃูุญูŽูˆูู‘ู„ูู‡ูŽุง ูููŠ ูƒูŽููู‘ูŠ ุงู„ู’ุขุฎูŽุฑู, ููŽุฅูุฐูŽุง ุณูŽุฌูŽุฏู’ุชู ูˆูŽุถูŽุนู’ุชูู‡ู ู„ูุฌูŽุจู’ู‡ูŽุชููŠ ู…ูู†ู’ ุดูุฏูŽู‘ุฉู ุงู„ู’ุญูŽุฑูู‘ Jabir bin Abdullah ra. berkata Kami shalat Dzuhur berombongan bersama Rasulullah saw. Lalu aku menjeput segenggam kerikil pada jejak kaki tanganku lakukan menyurutkan, lewat aku pindahkan ke telapak tangan lainnya. Jika sujud aku meletakkannya pada dahiku lantaran teriknya panas. HR Abu Dawud 399; Nasai 1081; Ahmad 14546. Arnauth memonten sanadnya hasan. Atsar Hasan Basri ูˆุนูŽู†ู ุงู„ู’ุญูŽุณูŽู†ู ุงู„ุจูŽุตู’ุฑููŠ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฅูู†ูŽู‘ ุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจููŠูู‘ ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูŽุณู’ุฌูุฏููˆู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽูŠู’ุฏููŠู‡ูู…ู’ ูููŠ ุซููŠูŽุงุจูู‡ูู…ู’ุŒ ูˆูŽูŠูŽุณู’ุฌูุฏู ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูู…ูŽุงู…ูŽุชูู‡ู Hasan Basri berkata Para sahabat Rasulullah saw. sujud dan tangan mereka plong kainnya, dan ada hamba allah yang sujud pada sorbannya. HR Bukhari secara mualaq pada hadits 4813; Baihaqi 2498; Anak lelaki Abi Syaibah 2754. Abdurrazaq 1566. Analisis Dari gambaran hadits-hadits di atas ditemu-kan ternyata Rasulullah saw. dan salafu saleh shalat memperalat bermacam-macam hamparan. Seperti tikar, ketika tampak kumuh maka disapu dan diperciki air tambahan pula dahulu. Ada kalanya mereka sujud sreg sorban maupun kain yang dimungkinkan karena sinar terlalu seksi sehingga para sahabat tidak dapat menahan panasnya. Bahkan Rasulullah SAW seorang lagi memberi acuan bolehnya shalat di atas hamparan. Dalam riwayat Maimunah istri Nabi SAW bahwa Rasulullah SAW shalat pada humrah, yang biasanya diterjemahkan sajadah kecil. Demikian pula pada riwayat Aisyah yang diperintah Nabi saw. buat mempersiapkannya bak tempat shalat. Akan halnya munculnya pemali tidur di musala, atau shalat memperalat rimba kaki maupun meludah dan sebagainya, hal ini dikarenakan kondisi masjid tidak lagi seperti tempo habis, maka sebuah hukum bisa berubah saat adanya pertukaran kondisi. Dan biarpun masjid telah dihampari sajadah ataupun karpet atau hambal, maka sesungguh-nya sendiri yang sedang shalat masih bisa meludah sedarun shalat dengan cara yang sedemikian rupa, misalnya meludah pada tisu atau cemping lalu menyimpannya dan membuangnya setalah shalat. Gubahan Akhir Sekiranya yang dimaksud anggota sujud harus menempel puas bumi bukan boleh terserah sajadah yang menghalanginya, tentunya kedua lutut pula tidak boleh ada yang menghalanginya dengan reja sarung atau celana maupun lainnya. Semestinya sreg kedua lutut itu diberi lobang sedemikian rupa sehingga dapat menempel kontan puas manjapada. Mungkinkah kejadian seperti ini dilakukan? Sebab mandu sama dengan itu harus dilaksanakan baik makanya pria maupun perempuan? Bahkan seorang boleh shalat dengan menggunakan kaos kaki alias sepatu stewel. Apakah mereka harus melepasnya ketika sungkem seharusnya kedua jejak kaki kakinya dapat berapatan langsung puas bumi? * Penyunting Mohammad Nurfatoni Kata sandang ini mungkin pertama dimuat makanya majalah Matan, dengan tajuk steril Shalat Bersajadah, Bidโ€™ahkah?

Berdasarkanhadis di atas dapat diketahui bahwa sajadah atau semacamnya sudah dikenal di masa Rasulullah SAW. Berdasarkan hadits di atas juga dapat disimpulkan bahwa penggunaan sajadah itu diperbolehkan, sebab Nabi sendiri pernah menggunakananya. Namun, penggunaan sajadah ketika shalat itu sama sekali tidak menjadikan penggunaannya wajib.
Tidur adalah sebagian rutinitas yang dilakukan oleh manusia setiap harinya. Allah dalam Al-Qurโ€™an berfirman ูˆูŽู…ูู†ู’ ุขูŠูŽุงุชูู‡ู ู…ูŽู†ูŽุงู…ููƒูู…ู’ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽูŠู’ู„ู ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽู‡ูŽุงุฑู ูˆูŽุงุจู’ุชูุบูŽุงุคููƒูู…ู’ ู…ูู†ู’ ููŽุถู’ู„ูู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ูููŠ ุฐูŽู„ููƒูŽ ู„ูŽุขูŠุงุชู ู„ูู‚ูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽุณู’ู…ูŽุนููˆู†ูŽ โ€œDan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah tidurmu di waktu malam dan siang hari serta usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkanโ€ QS Ar Rum 23. Sebagai seorang Muslim, tentu kita menginginkan agar segala perbuatan yang kita lakukan setiap hari dapat sesuai dengan tuntunan dan anjuran syaraโ€™, termasuk mengenai posisi tidur yang dianjurkan oleh syaraโ€™. Mengenai posisi tidur, Rasulullah memberikan penjelasan secara khusus dalam salah satu haditsnya ุฅูุฐูŽุง ุฃูŽุชูŽูŠู’ุชูŽ ู…ูŽุถู’ุฌูŽุนูŽูƒูŽ ููŽุชูŽูˆูŽุถูŽุฃู’ ูˆูุถููˆุกูŽูƒูŽ ู„ู„ุตูŽู„ุงุฉูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุงุถู’ุทู‘ูŽุฌูุนู’ ุนู„ู‰ ุดูู‚ู‘ููƒูŽ ุงู„ุฃูŽูŠู’ู…ูŽู†ู โ€œJika engkau hendak menuju tempat tidurmu untuk tidur, maka berwudhulah seperti engkau berwudhu untuk shalat, kemudian berbaringlahlah di rusukmu bagian tubuhmu sebelah kananโ€ HR al-Bukhari dan Muslim. Imam Nawawi dalam kitabnya Syarah Shahih Muslim menegaskan bahwa dianjurkannya tidur dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan adalah karena Rasulullah menyukai untuk melakukan segala hal yang baik dengan bagian kanan, seperti makan dengan tangan kanan, membasuh anggota wudhu dimulai dari bagian kanan, mengisi shaf dianjurkan untuk mendahulukan bagian kanan, dan beberapa anjuran-anjuran lainnya. Selain itu, tidur dengan bertumpu pada bagian kanan dianggap lebih cepat untuk bangun, sehingga tidak sulit tatkala hendak dibangunkan oleh orang lain Imam Yahya bin Syaraf an-Nawawi, Syarah Shahih Muslim, juz 17, hal. 32. Selain bertumpu pada bagian kanan tubuh, tidur juga dianjurkan untuk menghadap kiblat, sebab cara demikian adalah tidur yang dilakukan oleh Rasulullah. Artinya, melakukannya tergolong sebagai sebuah kesunnahan. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Sayyidah Aisyah dijelaskan ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู‡ ูˆุณูŽู„ู‘ูŽู… ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑู ุจูููุฑูŽุงุดูู‡ู ููŽูŠููู’ุฑูŽุดู ู„ูŽู‡ูุŒ ููŽูŠูŽุณู’ุชูŽู‚ู’ุจูู„ู ุงู„ู’ู‚ูุจู’ู„ูŽุฉูŽุŒ ูˆูŽุฅูุฐูŽุง ุขูˆูŽู‰ ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ู ุชูŽูˆูŽุณู‘ูŽุฏูŽ ูƒูŽูู‘ูŽู‡ู ุงู„ู’ูŠูู…ู’ู†ูŽู‰ โ€œRasulullah memerintahkan Aisyah untuk menyiapkan tempat tidurnya. Tempat tidurnya pun disiapkan, lalu Rasulullah menghadap kiblat. Dan apabila beliau merebahkan diri di atasnya, beliau jadikan telapak tangan kanannya sebagai bantalโ€ HR Abu Yaโ€™la. Tidur dengan menghadap kiblat, seperti dalam hadits di atas dapat digambarkan dengan dua cara. Seperti yang dijelaskan oleh Imam Nawawi Banten berikut ูุฅุฐุง ุฃุฑุฏุช ุงู„ู†ูˆู… ูุงุจุณุท ูุฑุงุดูƒ ู…ุณุชู‚ุจู„ ุงู„ู‚ุจู„ุฉ ูˆุงู„ุงุณุชู‚ุจุงู„ ุนู„ู‰ ุถุฑุจู€ูŠู† ุฃุญุฏู‡ู…ุง ุงุณุชู‚ุจุงู„ ุงู„ู…ุญุชุถุฑุŒ ูˆู‡ูˆ ุงู„ู…ุณุชู„ู‚ูŠ ุนู„ู‰ ู‚ูุงู‡ุŒ ูุงุณุชู‚ุจุงู„ู‡ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ูˆุฌู‡ู‡ ูˆุฃุฎู…ุตุงู‡ ุฅู„ู‰ ุงู„ู‚ุจู„ุฉุŒ ูˆู‡ุฐุง ุงู„ุงุณุชู„ู‚ุงุก ู…ุจุงุญ ู„ู„ุฑุฌุงู„ุŒ ูˆู…ูƒุฑูˆู‡ ู„ู„ู†ุณุงุกุŒ ูˆุซุงู†ูŠู‡ู…ุง ูˆู‡ูˆ ุณู†ุฉ ู…ุง ุฐูƒุฑู‡ ุจู‚ูˆู„ู‡ ูˆู†ู… ุนู„ู‰ ูŠู…ูŠู†ูƒ ูƒู…ุง ูŠุถุฌุน ุงู„ู…ูŠุช ููŠ ู„ุญุฏู‡ ูˆูŠูƒูˆู† ูˆุฌู‡ูƒ ู…ุน ู‚ุจุงู„ุฉ ุจุฏู†ูƒ ุฅู„ู‰ ุงู„ู‚ุจู„ุฉ ูˆุฃู…ุง ุงู„ู†ูˆู… ุนู„ู‰ ุงู„ูˆุฌูˆู‡ุŒ ูู‡ูˆ ู†ูˆู… ุงู„ุดูŠุงุทูŠู†ุŒ ูˆู‡ูˆ ู…ูƒุฑูˆู‡ ูˆุฃู…ุง ุงู„ู†ูˆู… ุนู„ู‰ ุงู„ูŠุณุงุฑุŒ ูู‡ูˆ ู…ุณุชุญุจ ุนู†ุฏ ุงู„ุฃุทุจุงุก ู„ุฃู†ู‡ ูŠุณุฑุน ู‡ุถู… ุงู„ุทุนุงู… โ€œJika engkau akan tidur, maka gelarlah tempat tidurmu dengan menghadap kiblat. Tidur dengan menghadap kiblat ada dua cara. Pertama, istiqbal muhtadhar yakni dengan cara terlentang atas tengkuk kepala, wajah dan kedua lekuk kaki dihadapkan pada kiblat. Cara tidur demikian mubah dilakukan bagi laki-laki, sedangkan bagi wanita hukumnya makruh. Kedua, cara ini adalah cara tidur yang sunnah untuk dilakukan, yakni tidurlah dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan sebagaimana posisi orang yang meninggal di liang lahadnya. Tidur dengan cara ini adalah dengan menghadapkan wajah dan bagian depan tubuh pada arah kiblat. Tidur dengan bertumpu pada wajah tengkurap adalah cara tidurnya setan. Tidur dengan cara demikian adalah makruh hukumnya. Sedangkan tidur dengan bertumpu pada bagian kiri tubuh adalah hal yang dianjurkan oleh para dokter, sebab tidur dengan cara demikian lebih cepat dalam mencernakan makananโ€ Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani, Maraqi al-โ€™Ubudiyah, hal. 43. Dari dua cara tidur dengan menghadap kiblat dalam referensi di atas, tentu yang paling utama adalah cara kedua, yakni tidur dengan bertumpu pada bagian kanan dengan menghadapkan wajah dan bagian depan tubuh pada arah kiblat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa posisi tidur yang dianjurkan oleh syaraโ€™ adalah tidur dengan bertumpu pada bagian kanan tubuh dengan menghadapkan wajah dan tubuh bagian depan ke arah kiblat. Cara ini dirumuskan berdasarkan dengan mengombinasikan jamโ€™u dua hadits di atas, sehingga dengan mengamalkan cara ini berarti kita turut ikut mengamalkan dua hadits yang semuanya bersumber dari Rasulullah ๏ทบ. Wallahu aโ€™lam. Ustadz M. Ali Zainal Abidin, anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur dan pengajar di Pondok Pesantren Annuriyyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember
Tidurdi belakang anda dianggap paling semula jadi dan berguna, dan atas sebab ini disyorkan oleh doktor. Dalam kedudukan inilah orang itu paling santai dan tulang belakang berada dalam kedudukan seragam dan selesa, tanpa berpusing di mana-mana. Apakah posisi tidur yang paling gila? Posisi tidur yang paling bermasalah dari segi kesihatan Assalamualaikum!~ Biasa nampak kertas notis/peringatan/amaran/cadangan yang lebih kurang seperti ini tertepek di dinding surau opis anda atau di masjid?? Tidur di dalam surau/masjid telah dimasukkan sebagai larangan yang 'termaktub' dalam peraturan dan adab ketika di masjid/surau. Tahukah anda? Tidur di dalam masjid/surau adalah termasuk dalam sunnah Nabi sekadar gambar hiasan Berdasarkan hadis Abdullah bin Zaid Al-Mazini ุฃู†ู‡ ุฑูŽุฃูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูููŠ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌูุฏู ู…ูุณู’ุชูŽู„ู’ู‚ููŠู‹ุง ูˆูŽุงุถูุนู‹ุง ุฅูุญู’ุฏูŽู‰ ุฑูุฌู’ู„ูŽูŠู’ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ โ€œBahawa dia pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam tidur terlentang di dalam masjid sambil meletakkan salah satu kaki beliau di atas kaki lainnya.โ€ Diriwayatkan oleh Al-Bukhari 1/446 10/328 11/68 dan dalam Al-Adab Al-Mufrad 172, Muslim 6/154, Malik 1/186 serta Abu Daud 2/297 dan An-Nasai 1/118 dari jalannya, Muhammad dalam kitabnya Muwaththa` 398, At-Tirmizi 2/127 -cet. Bulaq, Ad-Darimi 2/282, Ath-Thayalisi hal. 148 no. 1101, dan Ahmad 4/38, 39, 40 dari beberapa jalan dari Az-Zuhri dia berkata Abbad bin Tamim mengabarkan kepadaku dari pamannya Abdullah bin Zaid, pent. dengan lafazh di atas. At-Tirmizi berkata, โ€œHadits hasan shahih.โ€ Hadis ini mempunyai pendukung dari hadis Abu Hurairah dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban sebagaimana dalam Al-Fath 11/68. Hadis ini adalah dalil dari apa yang disebutkan bahawa bolehnya tidur terlentang di dalam masjid. Al-Hafizh berkata dalam Al-Fath, โ€œKelihatannya, perbuatan Baginda tidur di dalam masjid adalah dibenarkan. Maka dengan itu, Baginda lakukan pada waktu Baginda beristirahat sendirian, bukan di hadapan banyak orang, kerana sudah menjadi kebiasaan yang diketahui dari Baginda bahwa Baginda selalu duduk-duduk bersama mereka dengan sikap rendah hati yang sempurna." Maka, telah jelas bahawa tidur di dalam masijd/surau terutama bagi musafir tidaklah menjadi kesalahan malah ia merupakan sunnah Nabi, yang mana jika dibuat dapat pahala sunnahnya. TETAPI... Jangan sampai terlajak tidur - masalah utama bila dah lena sangat ialah bila kita tidur lama dari yang sepatutnya. Kadang-kadang sampai berjam-jam lamanya. Bagi tempat dan ruang yang luas mungkin ia tak menjadi masalah. Jangan sampai tinggal solat - ada orang berehat iktikaf sementara di surau/masjid sementara menunggu tiba waktu solat. Namun begitu, tidur sehingga terlepas waktu solat bukan suatu tabiat yang baik. Jangan guna sejadah untuk tidur - memang sudah menjadi tabiat, masuk masjid/surau capai sejadah 2/3 helai buat bantal pastu krohhh krohhh. Bila bangun, simpan balik. Kawan datang nak solat bentang sejadah tadi, tup tup bila time sujud terasa basah kat tempat sujud....ghupernye ailio 'bergenang' baekkk punye! Kan dah jadi najis tu...nyaknyer aniaya ke kawan tu. Jangan bermalas-malasan - bermakna tidur yang bermalas-malasan. Datang surau/masjid bukan nak solat tapi sekadar nak tidur. Jagalah adab, kesopanan & ketatasusilaan - nak tidur pun ada adabnya, nak dapat pahala sunnah ikutlah cara tidur Nabi seperti dalam hadis di atas. Jangan plak tidur terkangkang dan terselak kain sehingga menampakkan aurat. Tidur di ruang yang tidak menganggu orang lain untuk solat. Jangan plak pi tidur kat tempat imam nak solat! Sesetengah orang menganggap tidur di dalam masjid/surau memberikan 'pemandangan' yang tidak enak dipandang. Justeru, kebanyakan peraturan dan adab di dalam surau menegaskan larangan tidur dalam masjid/surau ni. Namun. ia tidak seharusnya dijadikan sebagai larangan mutlak kerana telah dijelaskan dalam hadis di atas. Adab tidur di dalam masjid merupakan sunnah Nabi yang boleh kita ikuti, diiringi dengan adab dan perlakuan yang baik/sopan. Perlakuan ini disebut sebagai IKTIKAF. Maka, bolehlah untuk niat iktikaf semasa masuk masjid/surau. Kalau niat iktikaf tidur pun dapat pahala selagi tidak melanggar adab dan kesopanan di atas. Aperpun, semoga pencerahan ini dapat 'meleraikan' kekeliruan yang selama ini kita ragui akan kebenarannya. So, lepas ni harapnya kita tak ragu lagi. Wallahualam~ P/S Kalau ada point yang perlu ditambah di atas, jangan segan2 bagitahu Kenit ye. Boleh Kenit improvise lagi note di atas ^_^. BolehkahPakaian Dijadikan sebagai Sajadah? Feri Heryanto - Jumat, 7 Januari 2022 | 09:21 WIB maka diperbolehkan untuk bersujud di atas potongan pakaian yang dipakai.* (sumber: republika.co.id) Halaman: 1. 2. Selanjutnya. Editor: Feri Heryanto Imam Al-Ghazali Jelaskan Adab Sebelum Tidur Minggu, 26 Juni 2022 | 07:19 WIB. ๏ปฟPertanyaan Izin bertanya ustadz, bolehkah seseorang shalat dengan beralaskan sajadah? Apakah itu termasuk bidโ€™ah? Mohon penjelasannya. Jawaban Alhamdulillahi rabbil alamin, ash-shalatu was salamu ala nabiyyina Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi ajmaโ€™in. Amma baโ€™du. Shalat beralaskan sajadah atau tikar atau semisalnya, hukum asalnya boleh. Ini pernah dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dalam hadits dari Maimunah radhiyallahu anha, ia berkata ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุฎูู…ู’ุฑูŽุฉู โ€œRasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasa shalat di atas khumrah sejenis kain.โ€ HR. al-Bukhari Muslim no. 513 Asy-Syaukani rahimahullah menjelaskan hadits ini ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ูŠูŽุฏูู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ูŽู‘ู‡ู ู„ุง ุจูŽุฃู’ุณูŽ ุจูุงู„ุตูŽู‘ู„ุงุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ุณูŽู‘ุฌูŽู‘ุงุฏูŽุฉู ุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ู’ุฎูุฑูŽู‚ู ุฃูŽูˆู’ ุงู„ู’ุฎููˆุตู ุฃูŽูˆู’ ุบูŽูŠู’ุฑู ุฐูŽู„ููƒูŽ , ุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ุตูŽุบููŠุฑูŽุฉู‹ ุฃูŽูˆู’ ูƒูŽุงู†ูŽุชู’ ูƒูŽุจููŠุฑูŽุฉู‹ ูƒูŽุงู„ู’ุญูŽุตููŠุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุจูุณูŽุงุทู ู„ูู…ูŽุง ุซูŽุจูŽุชูŽ ู…ูู†ู’ ุตูŽู„ูŽุงุชูู‡ู ุตูŽู„ูŽู‘ู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ูŽู‘ู…ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุญูŽุตููŠุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุจูุณูŽุงุทู ูˆูŽุงู„ู’ููŽุฑู’ูˆูŽุฉู โ€œHadits ini menunjukkan bolehnya shalat di atas sajadah. Baik sajadah tersebut terbuat dari kain, atau anyaman, atau yang lainnya. Baik ukurannya kecil ataupun besar seperti tikar atau permadani. Dan terdapat hadits shahih tentang shalatnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam di atas tikar dan permadani serta karpet dari kulit.โ€ Nailul Authar, 2/139 Namun hendaknya sajadah yang dipakai tidak ada gambar makhluk bernyawa atau gambar yang dapat mengganggu kekhusyukan. Al-Lajnah ad-Daimah lil Buhuts wal Iftaโ€™ menjelaskan ูˆุฃู…ุง ุชุตูˆูŠุฑ ู…ุง ู„ูŠุณ ููŠู‡ ุฑูˆุญ ู…ู† ุฌุจุงู„ ูˆุฃู†ู‡ุงุฑ ูˆุจุญุงุฑ ูˆุฒุฑุน ูˆุฃุดุฌุงุฑ ูˆุจูŠูˆุช ูˆู†ุญูˆ ุฐู„ูƒ ุฏูˆู† ุฃู† ูŠุธู‡ุฑ ููŠู‡ุง ุฃูˆ ุญูˆู„ู‡ุง ุตูˆุฑ ุฃุญูŠุงุก ูุฌุงุฆุฒ ุŒ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ูŠู‡ุง ู…ูƒุฑูˆู‡ุฉ ู„ุดุบู„ู‡ุง ุจุงู„ ุงู„ู…ุตู„ูŠ ุŒ ูˆุฐู‡ุงุจู‡ุง ุจุดูŠุก ู…ู† ุฎุดูˆุนู‡ ููŠ ุตู„ุงุชู‡ ุŒ ูˆู„ูƒู†ู‡ุง ุตุญูŠุญุฉ โ€œAdapun gambar-gambar yang tidak bernyawa pada sajadah, seperti gambar gunung, sungai, laut, tumbuhan, pohon, rumah, atau semisalnya, yang tidak ada sama sekali gambar makhluk bernyawanya, ini gambar yang dibolehkan. Namun shalat di atas kain tersebut, hukumnya makruh, karena dapat menyibukkan pikiran orang yang shalat dan mengganggu kekhusyukannya dalam shalat. Namun shalatnya tetap sah.โ€ Fatawa al-Lajnah, 6/180 Shalat menggunakan sajadah juga jangan sampai membuat enggan untuk merapatkan shaf dan membuat shaf menjadi renggang. Karena dalam hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda ุฃู‚ููŠู…ููˆุง ุตููููˆููŽูƒูู…ู’ุŒ ูˆุชูŽุฑูŽุงุตูู‘ูˆุงุŒ ูุฅู†ูู‘ูŠ ุฃุฑูŽุงูƒูู…ู’ ู…ูู† ูˆุฑูŽุงุกู ุธูŽู‡ู’ุฑููŠ โ€œLuruskan shaf kalian dan hendaknya kalian saling menempel, karena aku melihat kalian dari balik punggungku.โ€ HR. al-Bukhari Dalam riwayat lain, terdapat penjelasan dari perkataan dari Anas bin Malik, ูˆูƒุงู†ูŽ ุฃุญูŽุฏูู†ูŽุง ูŠูู„ู’ุฒูู‚ู ู…ูŽู†ู’ูƒูุจูŽู‡ู ุจู…ูŽู†ู’ูƒูุจู ุตูŽุงุญูุจูู‡ูุŒ ูˆู‚ูŽุฏูŽู…ูŽู‡ู ุจู‚ูŽุฏูŽู…ูู‡ู โ€œSetiap orang dari kami para sahabat, merapatkan pundak kami dengan pundak sebelahnya, dan merapatkan kaki kami dengan kaki sebelahnya.โ€ HR. al-Bukhari Walaupun menggunakan sajadah, hendaknya tetap berusaha menempelkan kaki dengan kaki orang di sebelahnya, serta pundak dengan pundak di sebelahnya. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu โ€™anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda ุฃู‚ูŠู…ูˆุง ุงู„ุตููˆู ูˆุญุงุฐูˆุง ุจูŠู† ุงู„ู…ู†ุงูƒุจ ูˆุณุฏูˆุง ุงู„ุฎู„ู„ ูˆู„ูŠู†ูˆุง ุจุฃูŠุฏูŠ ุฅุฎูˆุงู†ูƒู… ุŒ ูˆู„ุง ุชุฐุฑูˆุง ูุฑุฌุงุช ู„ู„ุดูŠุทุงู† ูˆู…ู† ูˆุตู„ ุตูุง ูˆุตู„ู‡ ุงู„ู„ู‡ ูˆู…ู† ู‚ุทุน ุตูุง ู‚ุทุนู‡ ุงู„ู„ู‡ โ€œLuruskan shaf dan luruskan pundak-pundak serta tutuplah celah. Namun berlemah lembutlah terhadap saudaramu. Dan jangan kalian biarkan ada celah untuk setan. Barang siapa yang menyambung shaf, Allah akan menyambungnya. Barang siapa yang memutus shaf, Allah akan memutusnya.โ€ HR. Abu Daud no. 666, dishahihkan al-Albani dalam Shahih Abu Daud Ini adalah pendapat yang dikuatkan oleh Imam al-Bukhari rahimahullah. Dalam Shahih-nya, membuat judul bab ุจูŽุงุจ ุฅูู„ู’ุฒูŽุงู‚ู ุงู„ู’ู…ูŽู†ู’ูƒูุจู ุจูุงู„ู’ู…ูŽู†ู’ูƒูุจู ูˆูŽุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽู…ู ุจูุงู„ู’ู‚ูŽุฏูŽู…ู ูููŠ ุงู„ุตูŽู‘ููู‘ ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู†ูู‘ุนู’ู…ูŽุงู†ู ุจู’ู†ู ุจูŽุดููŠุฑู ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ุฑูŽู‘ุฌูู„ูŽ ู…ูู†ูŽู‘ุง ูŠูู„ู’ุฒูู‚ู ูƒูŽุนู’ุจูŽู‡ู ุจููƒูŽุนู’ุจู ุตูŽุงุญูุจูู‡ู โ€œBab menempelkan pundak dengan pundak dan kaki dengan kaki dalam shaf. An-Nuโ€™man bin Basyir berkata aku melihat seorang di antara kami menempelkan pundaknya dengan pundak sahabatnya.โ€ Sebagian ulama mengatakan maksud dari hadits-hadits ini bukanlah menempel secara lahiriah, namun maksudnya adalah berusaha agar tidak ada celah di antara jamaโ€™ah. Sehingga tidak harus benar-benar menempel. Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan ูˆู„ูƒู† ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุงู„ุชูŽู‘ุฑุงุตูู‘ ุฃู† ู„ุง ูŠูŽุฏูŽุนููˆุง ููุฑูŽุฌุงู‹ ู„ู„ุดูŠุงุทูŠู† ุŒ ูˆู„ูŠุณ ุงู„ู…ุฑุงุฏ ุจุงู„ุชูŽู‘ุฑุงุต ุงู„ุชูŽู‘ุฒุงุญู… ุ› ู„ุฃู† ู‡ู†ุงูƒ ููŽุฑู’ู‚ุงู‹ ุจูŠู† ุงู„ุชูŽู‘ุฑุงุตูู‘ ูˆุงู„ุชูŽู‘ุฒุงุญู… โ€ฆ ู„ุง ูŠูƒูˆู† ุจูŠู†ูƒู… ููุฑูŽุฌ ุชุฏุฎู„ ู…ู†ู‡ุง ุงู„ุดูŠุงุทูŠู† ุ› ู„ุฃู† ุงู„ุดูŠุงุทููŠู† ูŠุฏุฎู„ูˆู† ุจูŠู† ุงู„ุตูู‘ููˆูู ูƒุฃูˆู„ุงุฏ ุงู„ุถุฃู† ุงู„ุตูู‘ุบุงุฑู ุ› ู…ู† ุฃุฌู„ ุฃู† ูŠูุดูˆูู‘ุดูˆุง ุนู„ู‰ ุงู„ู…ุตู„ูŠู† ุตู„ุงุชูŽู‡ู… โ€œNamun yang dimaksud dengan merapatkan adalah hendaknya tidak membiarkan ada celah untuk setan. Namun maksudnya rapat yang sangat rapat. Karena ada perbedaan antara at-tarash merapatkan dan at-tazahum rapat yang sangat rapat โ€ฆ maka hendaknya tidak membiarkan ada celah yang bisa membuat setan masuk. Karena setan biasa masuk ke shaf-shaf, berupa anak kambing yang kecil, sehingga bisa membuat shalat terganggu.โ€ Asy-Syarhul Mumthiโ€™, 7/3-13 Ringkasnya, walaupun menggunakan sajadah, tetaplah berusaha menempelkan kaki dan pundak sebisa mungkin sebagaimana ditunjukkan oleh zahir hadits. Karena itu lebih sempurna dan lebih utama. Wallahu aโ€™lam, semoga Allah taโ€™ala memberi taufik. *** Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. REKENING DONASI BANK SYARIAH YAYASAN YUFID NETWORK Kode BSI 451 ๐Ÿ” Muttafaq Alaih Adalah, Doa Penjinak Wanita, Doa Minum Air Zam Zam Sesuai Sunnah, Sunah Sebelum Sholat Idul Adha, Bersentuhan Membatalkan Wudhu, Doa Kelancaran Melahirkan, Nama2 Surat Dalam Alquran KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28 Berkenaandengan pertanyaan di atas, kami memandang bahwa shalat dengan menggunakan sarung, baju koko, baju biasa, selama pakaian-pakaian tersebut suci dari najis, bisa menutup aurat, tidak bercorak (berupa tulisan, gambar), maka itu diperbolehkan. Karena dalam agama kita, tidak ada ketentuan yang menentukan jenis baju tertentu dalam shalat. BOLEHKAH MENGGUNAKAN SAJADAH BERGAMBAR KAโ€™BAH Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah Penanya Sebagian manusia mengatakan bahwa tidak boleh duduk di sajadah, karena padanya terdapat gambar Kaโ€™bah. Apakah pernyataan tersebut benar? Asy-Syaikh Hal ini tidak masalah, jadi tidak mengapa bagimu untuk meletakkan sajadah dan duduk di atasnya, walaupun padanya terdapat gambar Kaโ€™bah atau gambar makam Nabi shallallahu alaihi was sallam. Karena orang yang duduk di atasnya tidak bermaksud untuk menghinakan Kaโ€™bah atau makam Nabi shallallahu alaihi was sallam. Dan yang terdapat pada sajadah tersebut hakekatnya bukanlah Kaโ€™bah atau makam Nabi shallallahu alaihi was sallam yang sesungguhnya. Sumber artikel Fataawa Nuurun Alad Darb, 11/105 no. 5662 * Alih bahasa Abu Almass Jumโ€™at, 18 Jumaadats Tsaniyah 1435 H Padabulan Ramadlan biasanya semangat kaum muslimin untuk membaca Al-Qur'an meningkat. Namun, biasanya -boleh jadi karena kurang mengatahui adab terhadap Al-Qur'an- mereka sembarangan meletakkan mushaf, bahkan terkadang diletakkan di lantai atau di atas sajadah shalat. Bagi kamu yang memang rajin ke masjid, Alhamdulillah, mungkin saja kamu akan menemukan adanya larangan tidur di atas karpet masjid. Kamu bakal lihat ada pengumuman berbentuk kertas di masjid kampungmu atau di tempat lain, waktu kamu rihlah. Ini istilah untuk orang yang berwisata atau piknik, sekaligus nama tengah anak saya. Heheheโ€ฆSebenarnya apa sih yang jadi alasan kok kita tidak boleh tidur di atas karpet masjid? Alasan berikut ini bisa membuat kamu tercengang. Pertama, air liur manusia itu najis. Ini pernah dikatakan oleh salah seorang tokoh masyarakat di kampung saya dulu. Ngeces, begitu istilah Bahasa Jawanya. Ketika tidur di atas karpet masjid, lalu ngiler, maka dikhawatirkan bisa menetes, merembes dan bikin najis, begitu yang namanya najis itu biasanya keluar dari lubang kemaluan dan di belakangnya. Kencing, madzi, wadi, darah haid, itu jelas termasuk. Kotoran manusia yang diistilahkan dengan BAB diketahui, tidak ada keterangan atau dalil yang tegas menyatakan bahwa air liur manusia itu najis. Dari zatnya, air liur itu seperti ingus dan dahak, atau semacamnya. Jika terkena baju, tidak wajib dicuci. Boleh sih dicuci jika terasa bau dan air liur yang najis itu seperti apa? Kalau yang kamu tanyakan semacam itu, maka air liur yang haram adalah yang dipakai buat ghibah, gosip, atau ngomongin orang. Dalam perbuatan yang lain, contohnya mengadu domba. Bikin perpecahan hubungan saja. Atau, air liur itu dipakai buat meludahi orang karena anak-anak nakal. Wah, ada satu masjid yang jadi tempat nongkrong beberapa anak SMK! Sebenarnya bagus juga ya remaja dekat dengan masjid. Namun rupanya ke masjid tersebut digunakan hanya buat tidur. Dan, kalau sudah tidur, lagi hari kiamat pun, sepertinya tidak akan bangun. Susah sekali dibangunkan. Padahal, yang tidur itu adalah teman-teman dari si anak keluarga yang membangun masjid saat itu, muncul larangan tidur di atas masjid, agar anak-anak itu tidak lagi tidur di karpet atau agar tidak datang lagi?. Ketika saya di situ, habis salat Dzuhur misalnya, ingin sekadar rebahan siang, tidak enak juga, mau tidur di karpetnya yang lumayan empuk. Ternyata, memang saya hindari juga karena banyak semut di karpet tersebut. Walahโ€ฆSebenarnya Masjid Itu Punya Siapa Sih?Kalau kita berpikir, karpet masjid itu dibeli dari siapa? Apakah dari pengurus masjidnya? Atau dari jamaahnya? Terus, kok sampai muncul larangan tidur di masjid?Boleh dikata, pengurus masjidnya tidak mau repot membersihkan. Padahal, apa sih yang ditakutkan dari orang yang tidur di masjid? Keluar liur karena ngiler, kan sudah dibilang tidak najis, tinggal di lap saja. Keringat dari punggungnya? Bukannya nanti akan kering sendiri? Apalagi? Mengompol? Jaranglah, orang dewasa ngompol di masjid. Toh, tadi sebelum salat, biasanya juga sudah kencing atau mungkin jika tidak ada larangan itu, akan ada banyak orang tidur, terus seperti bergelimpangan begitu? Macam korban musibah? Ketika ada orang mau salat jadi terganggu? Kalau ini sih, gampang saja solusinya. Misal, ada yang masbuk atau terlambat sholat, tinggal dibangunkan saja orang yang tidur di depannya. Insya Allah, pastilah, orang itu mau mengerti dan pindah karpet masjid itu dibeli dari infaq umat, maka fungsinya juga dikembalikan ke umat dong! Perlu diingat pula bahwa orang yang rebahan di karpet itu tidak selalu pikirannya kosong. Mungkin saja dia sedang berdzikir, atau murojaah ayat-ayat Al-Qurโ€™an yang dihafalnya. Bisa jadi merancang strategi agar bisa mengumpulkan uang panaik demi mendapatkan istri yang sholihah. Banyak yang bisa dilakukan pikiran waktu berbaring, kan?Keterbukaan MasjidSebuah masjid di kota tempat paman saya tinggal, malah tidak cuma larangan tidur di karpet, tetapi habis salat Isya, dikunci pintunya. Belum juga tengah malam, sudah ditinggal saja, tanpa bisa dibuka. Otomatis, yang musafir tidak bisa memanfaatkan masjid itu, meskipun terlihat indah di itu memang sebuah bangunan yang ditujukan untuk publik, meski lebih khusus lagi adalah umat Islam. Semua muslimin boleh masuk, baik itu dari NU, Muhammadiyah, Wahdah Islamiyah, Persis, FPI, atau apa pun organisasinya. Bukankah sejatinya masjid itu adalah rumah Allah? Pemiliknya adalah Allah Subhanahu Wa Taโ€™ala. Ada yang bisa menyangkal hal ini?Nah, karena yang punya adalah Allah, maka carikan dong larangan tidur di masjid! Ada, apa tidak ada? Jika memang tidak ada, lalu buat apa diada-adakan larangan itu? Atau karena tidak boleh tidur di karpet masjid, lalu mesti bawa karpet sendiri? Repotnya mi! Khas bahasa Bugis.Seandainya larangan itu tegas diterapkan, maka bagaimana dengan orang yang iโ€™tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan? Mesti duduk terus begitu ya? Kalau mau istirahat, harus tetap duduk sambil bersandar di dinding, begitu?Yah, patut diduga sih, orang yang melarang tidur di karpet masjid itu jarang atau tidak pernah iโ€™tikaf di masjid. Selesai salat, langsung pulang ke rumahnya. Sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan juga tidak dihidupkannya, karena memang sedang berada di musafir singgah salat, mau berbaring sebentar, membaca larangan tidur di masjid, terus tidak jadi, maka solusinya adalah numpang tidur saja di rumah pengurus masjid yang bikin larangan itu. Beres kan? Yang dilarang kan tidur di masjid. Kalau dilarang tidur di rumah si pengurus, mana coba tulisannya?BACA JUGA Cerita Diusir dari Masjid dan Misteri Skenario Allah Swt atau tulisan Rizky Kurnia Rahman Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini diperbarui pada 7 Januari 2020 oleh Audian Laili .
  • l5zi4bnkox.pages.dev/359
  • l5zi4bnkox.pages.dev/105
  • l5zi4bnkox.pages.dev/185
  • l5zi4bnkox.pages.dev/462
  • l5zi4bnkox.pages.dev/494
  • l5zi4bnkox.pages.dev/362
  • l5zi4bnkox.pages.dev/117
  • l5zi4bnkox.pages.dev/342
  • bolehkah tidur di atas sajadah